Namaku Hujan.
Selalu menunggu akan hadirnya Pelangi. Dulu saat aku belum mengenal Pelangi, aku bermain dengan awan, bintang, langit yang selalu gelap, petir dan guntur juga angin yg setia denganku. Sampai saat aku melihat di dekat awan, di bawah langit. Sesuatu yang lain dari yang biasanya, biasanya keseringan hanya gelap dan kelabu, tetapi melihat ke arah itu bukan cuma kelabu. Satu kalimat saat memandangnya. Indah.
Aku jatuh cinta.
Aku jadi sering membasahi bumi hanya untuk melihatnya, karna sehabis hujan sang Pelangi akan muncul. Hujan selalu berharap bersama Pelangi selamanya, bahagia selamanya bersama sang Pelangi. Hujan hanya ingin tetap begini dan seperti ini bersama Pelangi. Bercanda, tertawa, berpelukan dan menggenggam sang Pelangi.
Aku selalu mengejarnya setiap hari, mencarinya, memikirkannya, sampai-sampai aku merasa akan gila karna dipikiranku hanya ada dia. Sosok yg aku inginkan. Hasrat ini ingin selalu bersamanya. Karna kita bersama-sama, kita bisa menciptakan Hujan Cinta.
Tapi suatu hari Pelangi itu pergi dan tidak pernah muncul bersama sang Hujan ini. Hujan rindu pada Pelanginya. Dan sekarang Hujan sedih, sedih Pelanginya pergi.
Sebetulnya tanpa Pelangi, Hujan pun masih bisa berdiri tegak. Tapi, air yang dicurahkan oleh Hujan akan asam.
Hujan ini hanya inginkan Pelanginya agar dapat memberikan Hujan Cinta. Bukan hujan asam atau hujan es..
Aku rindu dia.. Rindu ini sampai ke tulang-tulang.
Mungkin jika rindu adalah sebuah penyakit pasti akan banyak orang yang mati akan merindu.
No comments:
Post a Comment